HIPMI PT UNISBANK

hipmi

Hipmi ( himpunan pengusaha muda indonesia ) yaitu suatu organisasi kewirausahaan di dalam lingkungan kampus Unisbank Semarang. Hipmi PT. UNISBANK di resmikan pada tanggal 18 Agustus 2014. Pada awalnya merupakan program kerjasama dari Hipmi Badan Pengurus Cabang ( BPC ) kota Semarang kepada Universitas Stikubank Semarang guna mencetak pengusaha muda dari level perguruan tinggi atau mahasiswa dengan program kerja dari pusat pengembangan bisnis dan kewirausahaan ( P2BK ) Unisbank yang bertujuan mencetak wirausaha muda Unisbank.

lupa ngasih judul

hi de, akhirnya kau buka juga aq punya blog ;), mungkin pas kmu buka postingan ini uda lewat hari kemenangan kita bersama, tapi pas aq nulis ini saya pastikan hari raya idul fitri masih berlangsung dan masih dihalalkan untuk saling maaf memaafkan, entah bagaimana adat di daerahmu yg jelas aq ga berat hati meminta maaf sama kmu dluan walaupun aq lebih tua atau pun aq cwo, hehe. bukannya mempermaslahkan gender atau bawa-bawa adat yang berlaku tp dr air yang tak selalu jernih hehe saya dr hati pribadi (bukan hati orang lain) mengucapkan minal faidzin wal aidzin, astagfirulloh kebalik;p, minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir batin ya de, apabila aq ada salah sama kmu aq minta maaf sedalam-dalamnya.

jujur aja aq ga tau apa-apa tentang kehidupanmu de, aq datang sebagai tamu di kehidupanmu pas kmu disemarang, walaupun cerita qta hanya tertulis disampul tp yg harus kmu tau rasanya itu sampai halaman terakhir.hehe (baca:gombal). layaknya tamu yang sopan aq pengen memberi hormat untuk tuan rumahnya.maaf kalo aq ganggu kehidupanmu de, mengusik atau apalah istilahnya, di bulan yang suci dan fitri ini mari kita tegak kan sholat dan bagikan sadakoh , heleh apa sih ;)0

ouiya untuk tuan rumah yang saya hormati, tamu mu ini punya sedikit hiburan yang insyaalloh jika ketika dikau sudah nonton dan suka sayapun alhamdulillah tp jika ga suka sekali lagi saya mohon maaf setunduk-tunduknya tamu kpd tuan rumah, check this all at https://youtu.be/riSpquWDW2w (https://www.youtube.com/watch?v=riSpquWDW2w&feature=youtu.be) , enjoy girl.

KUE SEMARANG

DSC_0039

Einstein PING !!! Present
Order Now “KUE SEMARANG” manis dan pedas level 1 dan 2 .
Langsung unik pas di gigit , pas rasanya pas harganya .
Rasa manis bikin hari-harimu selalu manis .
Rasa pedas bikin hari-harimu selalu bersemangat .
Manis hanya Rp 20.000
Pedas hanya Rp 15.000
Order : 085727553151 , pin : 745af8bd

“KAMI TIDAK BERSEMANGAT UNTUK BEKERJA RAJIN”

Di suatu Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kota Pasundan kepala sekolah asal Jakarte telah mengeluhkan kepada temannya mengenai bebannya yang berat dalam memimpin sekolah. Pasalnya ia kurang didukung oleh personil sekolah dalam berbagai tindakan untuk mencapai visi sekolah. Ia menuturkan bahwasanya apa yang telah ia pelajari di Cambride University Australia telah ia praktekkan sebagaimana didapatkan semasa kuliah dulu ketika mengambil S2 di program studi Administrasi Publik, namun para personil sekolah tidak bekerja sebagaimana ia harapkan, bahkan ia diacuhkan dan dikucilkan karena dianggap sombong oleh personil sekolah lainnya yang mayoritas berasal dari Kota Pasundan ini.
Setelah diidentifikasi secara langsung apa yang terjadi kepada para personil sekolah melalui wawancara langsung, para personil sekolah mengungkapkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah tidak cocok dengan gaya kerja kami sebagai orang pasundan. Dia terlalu demokratis dan begitu bebas. Padahal kami begitu bingung dengan apa yang harus kami lakukan jika kepala sekolah meminta kami untuk melakukan sesuatu dan segala sesuatunya diserahkan kepada kami. Kami merasa tidak tahu apa keinginan kepala sekolah dan apabila kami ada kesalahan, kepala sekolah begitu bebas memberikan koreksi dan teguran tanpa memandang apapun dan dimanapun. Akhirnya kami bekerja seadanya saja dan tidak bersemangat untuk bekerja rajin atau lebih rajin. Setelah mendapatkan informasi dari kepala sekolah dan personil sekolah di atas, Anda diminta oleh kepala sekolah untuk memecahkan persoalan tersebut.

perbedaan penting antara perusahaan dagang dengan operasi jasa adalah sebagai berikut :

di perusahaan dagang barang yang dihasilkan berwujud atau nyata sehingga konsumen bisa jelas melihatnya , bagaimana kualitas barang yang dihasilkan , ketika konsumen membeli barang tersebut barang yang sudah menjadi haknya itu bisa dijual belikan lagi derngan orang lain , keuntungan yang utamna di perusahaan dagang adalah hasil dari produknya .

sedangkan di operasi jasa barang yang dihasilkan tidak berwujud hal ini disebabkan karena memang operasi jasa hanya menawarkan pelayanan atau service dengan pelayanan atau service tersebut konsumen mengukur baik atau tidak baiknya operasi jasa tersebut , sulit dijual kembali karena memang sebuah pelayanan hanya bisa dirasakan oleh pribadi masing – masing .

Tiga fungsi organisasi yang berkaitan dengan manajemen operasi adalah

a. Pemasaran , dimana dalam suatu kegiatan yang bertujuan untuk melahirkan sebuah permintaan pasar dengan mengadakan survei pasar sehingga manajemen operasi dapat menentukan harga suatu barang yang diproduksi dengan persetujuan pemasaran .

b. Produksi / operasi , mengolah barang mentah sehingga menjadi output yang telah ditambah manfaatnya.

c. Keuangan / akuntansi , mengontrol keluar masuknya dana sekaligus memantau apakah perusahaan berjalan dengan baik dalam hal modal , laba , rugi , hingga membayar tagihan yang harusnya dibayar dari pengumpulan uang .

jangan pergi

merintih perih terasa pedih ..

nelangsa ..

sengsara laksana neraka ..

ketika dikau sejenak pergi ..

sejenak melangkah ..

menjauh kan diri ..

gelap cahaya yg ku terka ..

terasa lembab ruang udara ..

jangan pergi ..

jangan menjauh ..

tak kuatku menahan peluh ..

kerasahan yg tiada ujung ..

membuat remuk sekujur relung ..

jangan pergi ..

kau yg ku cinta ..

kau pelipur lara ..

dan kau pengusir luka duka ..

temani disini .. disisiku ..

jangan pergi .. jangan pergi ..

mata kuliah sumber daya manusia-makalah kepuasan kerja

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada TUHAN Yang Maha Esa , berkat rahmat dan karuniaNYA kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan berusaha mengutamakan kerja sama dan menyatukan pemikiran-pemikiran yang sederhana namun sistematis dan tentunya terkonsep sehingga makalah ini mudah dipahami.
Tidak lupa kami berterima kasih kepada orang tua kami yang tidak henti-hentinya mendukung dan mendo’a kan kami sehingga memudahkan kami dalam pembuatan makalahl ini. Serta terima kasih kepada teman-teman kelas , teman-teman organisasi , bapak dan ibu dosen yang secara tidak langsung juga memudahkan kami dalam penyelesaian pembuatan makalah ini .

Daftar isi
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………..

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..

BAB I
KEPUASAN KERJA …………………………………………………………..

a. Pengertian Kepuasan Kerja …………………………………………………………………….
b. Kepuasan Kerja Menurut Para Ahli ……………………………………………………………
c. Teori Kepuasan Kerja ……………………………………………………………………………
d. Respon Terhadap Ketidakpuasan Kerja ……………………………………………
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ……………………………….
BAB II
KEPEMIMPINAN ………………………………………………….
a. Pengertian Kepemimpinan ………………………………………………….
b. Unsur Kepemimpinan ………………………………………………………..
c. Berbagai Pendapat Tentang Kepemimpinan …………………………………….
d. Unsur Kepemimpinan ……………………………………………………….
BAB III
BUDAYA ORGANISASI …………………………………………………………….
Daftar pustaka …………………………………………………………………

BAB I
KEPUASAN KERJA

A. PENGERTIAN KEPUASAN KERJA

Sebelum masuk kedalam bahasan kepuasan kerja maka ada baiknya terlebih dahulu melihat pengertian mengenai kerja,
menurut Malayu Hasibuan kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan.
Sedangkan menurut Osborn mengatakan bahwa “kerja adalah kegiatan yang menghasilkan suatu nilai bagi orang lain”
Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun perusahaan maka hasil kerja yang ia selesaikan akan mempengaruhi terhadap tingkat produktivitas organisasi. oleh karena itu, pandangan dan juga perasaan individu terhadap pekerjaannya harus tetap terjaga pada sisi positif dari pekerjannya dengan kata lain individu tersebut harus memiliki dan menjaga kepuasan kerjanya agar produktivitasnya dapat terus ditingkatkan.

B. KEPUASAN KERJA MENURUT PARA AHLI

Adapun pengertian kepuasan kerja menurut para ahli adalah sebagi berikut :

Menurut Marihot Tua Efendi (2002:290) kepuasan kerja didefinisikan dengan hingga sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya.
Menurut pendapat Stephen Robbins (2003:91) istilah kepuasan kerja merujuk kepada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap yang positif terhadap kerja itu, seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu, karena pada umumnya apabila orang berbicara mengenai sikap karyawan, lebih sering mereka memaksudkan kepuasan kerja.
Malayu S.P. Hasibuan (2006:202) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi antara keduanya.
Veithzal Rivai (2004:475) kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak puas dalam bekerja.Sedangkan menurut Cherington (1987:82) “kepuasan kerja pada dasar nya merujuk pada seberapa besar seorang pegawai menyukai pekerjaannya”.

Pekerjaan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan seseorang,sehingga kepuasan kerja juga mempengaruhi kehidupan seseorang. Oleh karena itu kepuasan kerja adalah bagian kepuasan hidup (Wether dan Davis, 1982:42).
Kepuasan kerja juga tergantung pada hasil intrinsik, ekstrinsik, dan persepsi pemegang kerja pada pekerjaannya, sehingga kepuasan kerja adalah tingkat di mana seseorang merasa positif atau negatif tentangberbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Gibson Ivanicevic Donely, 1985:464-465).
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual.Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Jadi secara garis besar kepuasan kerja dapat diartikan sebagai hal yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan yang mana pegawai memandang pekerjannya .
Menurut Herzberg seperti yang dikutip oleh Suryana Sumantri (2001:83),ciri perilaku pekerja yang puas adalah mereka yang mempunyai motivasi yang tinggi untuk bekerja, mereka lebih senang dalam melakukan pekerjaannya,sedangkan ciri pekerja yang kurang puas adalah mereka yang malas berangkat kerja ke tempat bekerja, dan malas dalam melakukan pekerjaannya.Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan atau sikap seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya, yang dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal.

C. TEORI KEPUASAN KERJA

Teori tentang kepuasan kerja yang telah cukup terkenal adalah :

1. TEORI KETIDAKSESUAIAN
Teori ini pertama sekali dikemukakan oleh porter (1961), yang mendefinisikan bahwa job satisfaction is the difference between how much of something there should be and how much there “is now” . Setiap orang menginginkan agar sejumlah pekerjaan yang telah disumbangkan kepada pemberi kerja akan dihargai sebesar yang diterima secara kenyataan. Seorang yang terpuaskan bila tidak ada selisih antara situasi yang diinginkan dengan yang sebenarnya diterima. Dengan kata lain, jumlah yang disumbangkan ke pekerjaannya bila dikurangi dengan apa yang diterima secara kenyataan hasilnya adalah nol, dapat dikatakan pekerjaan tersebut memberikan kepuasan kerja. Semakin besar kekurangan atau selisih dari pengurangan tersebut, semakin besar ketidakpuasan. Keadaan sebaliknya, jika terdapat lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang dapat diterima yang menimbulkan kelebihan atau menguntungkan, maka orang yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan.

2. Teori Keadilan
Teori ini pertama sekali dikemukakan oleh Zaleznik (1958), kemudian dikembangkan oleh Adams (1963). Teori ini menunjukan kepada seseorang merasa puas atau tidak puas atas situasi tergantung pada perasaan adil (equity) atau tidak adil (inequity). Perasaan adil dan tidak adil atas suatu situasi didapat oleh setiap orang dengan cara mebandingkan dirinya dengan orang lain pada tingkat dan jenis pekerjaan yang sama, pada tempat maupun ditempat yang berbeda.
Secara umum diketahui bahwa keadilan menyangkut penilaian seseorang tentang perlakuan yang diterimanya atas tindakan terhadap suatu pekerjaan. Seorang merasa adil apabila perlakuan yang diterimanya menguntungkan bagi dirinya. Sebaliknya ketidakadilan apabila perlakuan yang diterima dirasakan merugikan dirinya. Perasaan tidak adil yang dialami seseorang tersebut berpengaruh terhadap prestasi kerjanya karena ketidakpuasan yang diperoleh.
Wexley dan Yukl (2003) mengatakan bahwa komponen utama dari teori ini adalah input, outcomes, comparison person dan equity-inequity. Menurut teori ini, seorang menilai adil bila rasio inputnya dengan hasil dibandingkan dengan rasio input dengan hasil dari seseorang atau sejumlah orang lain bandingan. Orang bandingan mungkuin saja dari orang-orang sendiri dengan pekerjaan sebelumnya. Jika rasio hasil : input seorsng pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang bandingannya, maka suatu keadaan adil dianggap para pekerja. Sebaliknya jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan ketidakadilan dianggap ada. Persoalannya bagaimana kalau rasio hasil : input yang dicapai melebihi dari rasio hasil : input yang diperoleh orang bandingannya? Bagaimana pula jika terjadi sebaliknya? Kembali pada pernyataan sebelumnya, keadilan diperoleh bila, rasio hasil : input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang bandingannya.

3. Teori Dua Faktor.
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Herzberg (1959). Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yang satu dinamakan “dissatisfier” atau “hygiene factors” dan yang lain dinamakan “satisfier” atau “motivators”. Teori dua factor ini dijelaskan pada bagian sebelumnya pada bab ini, karena ada keterkaitannya dengan motivasi.

D. RESPON TERHADAP KETIDAKPUASAN KERJA
Dalam suatu organisasi ketidakpuasan kerja dapat ditunjukan melalui berbagai cara, Robins and Judge (2009) menerangkan ada 4 respon yang berbeda satu sama lain dalam 2 dimensi yaitu konstruktif/destruktif dan aktif/pasif, dengan penjelasan sebagai berikut :
1) Exit , Ketidakpuasan ditunjukkan melalui perilaku diarahkan pada meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru atau mengundurkan diri.
2) Voice , Ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif dan konstruktif untuk memperbaiki keadaan, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan berbagai bentuk aktivitas perserikatan.
3) Loyalty , Ketidakpuasan ditunjukkan secara pasif, tetapi optimistik dengan menunggu kondisi untuk memperbaiki, terma¬suk dengan berbicara bagi organisasi dihadapan kritik eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemen melakukan hal yang benar.
4) Neglect, Ketidakpuasan ditunjukkan melalui tindakan secara pasif membiarkan kondisi semakin buruk, termasuk kemangkiran atau keterlambatan secara kronis, mengurangi usaha, dan meningkatkan tingkat kesalahan.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan kerja adalah :
1) Balas jasa yang adil dan layak.
2) Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian.
3) Berat ringannya pekerjaan.
4) Suasana dan lingkungan pekerjaan.
5) Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
6) Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.
7) Sifat pekerjaan monoton atau tidak.
Kepuasan kerja karyawan banyak dipengaruhi oleh sikap pimpinan dalam kepemimpinan. Kepemimpinan partisipasi memberikan kepuasan kerja bagi karyawan, karena karyawan ikut aktif dalam memberikan pendapatnya untuk menentukan kebijaksanan perusahaan. Kepemimpinan otoriter mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.

BAB II
KEPEMIMPINAN
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Seseorang akan mempengaruhi kinerja sebuah organisai tergantung pada bagaimana dia melakukan aktifitas kepemimpinan didalamnya. Melalui sistem kepemimpinan yang tepat akan dapat mengangkat perusahaan yang sedang kolep atau menunngu waktu untuk berhenti beroperasi menjadi kembali pulih dan meningkatkan kinerjanya. Bahkan bukan tidak mungkin, perusahaan yang demikian menjadi perusahaan yang terdepan dari jenis-jenis perusahaan lainnya. Sebagai kenyataan yang terjadi pada perusahaan avon , seorang pemimpin wanita yang bernama adrea jung dapat mengubah perusahaan tersebut secara ekstrim. Sebagai ceo yang pertama dalam sejarah perusahaan itu , jung mengubah perusahan tersebut mengatasi tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan . belajar dari kegagalan perusahaan itu , ia melakukan perubahan-perubahan atas sistem penjualan sehingga membuat perusahaan itu bangkit kembali . jung menerapkan sistem penjualan door to door yang telah dilakukakan sejak abad ke 19 , meski sekarang sudah kuno tetapi dapat bertahan di era modern .

B. BERBAGAI PENDAPAT TENTANG KEPEMIMPINAN
Satu pendapat mengatakan bahwa kepemimpinan adalah proses psikologis dalam menerima tanggung jawab tugas, diri sendiri, nasib orang lain. Pendapat ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan untuk dapat melakukan tugasnya sebagai pemimpin. Dalam sudut pandang lain Chung dan Maginson mendefinisikan bahwa kepemimpinan adalah sebagai kesanggupan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dalam suatu arah tertentu. Beberapa hasil penelitian dan metologi tentang kepemimpinan menyatakan bahwa karakteristik terpenting bagi seorang pemimpin adalah karisma. Webster memberikan pendapat tentang karisma adalah suatu daya tarik seseorang dalam kepemimpinan yang menimbulkan kesetiaan tersendiri dari rakyat.
Secara kenyataan dapat dilihat bahwa banyak perusahaan besar maupun kecil berhasil mencapai kinerja tinggi dipimpin oleh pemimpin yang berkarisma. Di era modern ini banyak orang yang setuju dengan tokoh-tokoh yang berkarisma, seperti Matrtin Luther King Jr, John F. Kennedy, Ronald Reagen dan Mikhael Gorbachef.
Suatu hal yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan tentang beberapa karakter seorang pemimpin dengan memperhatikan kemampuan berkomunikasi, kecerdasan dan memiliki visi misi yang jelas. Keahlian berkomunikasi sangat diperlukan dalam organisasi, seorang pemimpin harus dapat menyampaikan perintah pekerjaan dengan baik kepada para bawahannya.
Dari pengertian kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa , kepemimpinan adalah suatu proses untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain agar mau melaksanakan tugas nya untuk mencapai tujuan organisasi .
C. UNSUR KEPEMIMPINAN
berdasarkan pengertian sebelumnya , ada 4 unsur dalam kepemimpinan , antara lain
1 . kumpulan orang
Dalam suatu orgnisasi terdapat kumpulan orang yang jadi pengikut untuk mencapai tujuan organisasi tersebut . para pengikut akan menerima pengarahan dan perintah dari pemimpin . tanpa adanya kelompok sebagai pengikut dalam organisasi , maka kepimpinan tidak akan terwujud. demikian pula , wewenang seoranhg pemimpin ditentukan oleh kepatuhan para pengikut untuk melaksanakan arahan dan perintah pemimpin . semakin dilaksanankan dengan baik oleh para pengikut maka semakin besar wewenang pemimpin untuk mengatur para pengikutnya.

2. kekuasaan
Pada unsur ini kekuasaan ada yang di miliki pemimpin untuk mengarahkan dan mengatur para pengikut untuk melaksanakan tugasnya. Kekuasaan merupakan kekuatan yang dimiliki seorang pemimpin untuk mempengaruhi para pengikutnya dalam melaksanakan tugas. Dalam organisasi , para pengikut atau anggota organisasi juga mempunyai kekuasaan , tetapi kekuasaan yang mereka miliki masih terbatas . kekuasaan yang dimiliki pemimpin , antara lain kekuasaan menghargai , kekuasaan memaksa, kekuasaan sah , kekuasaan rujukan, dan kekuasaan keahlian . semakin banyak sumbur kekuasaan yang dimiliki pemimpin maka besar potensi nya menjadi pemimpin efektif.
3. memengaruhi
Unsur ketiga dari kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin dalam menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang dimilikinya untuk mempengaruhi para anggota organisasi agar mau melaksanakan tugasnya. Pada unsur ini sangat dibutuhkan bagaimana keahlian pemimpin untuk mempengaruhi para anggota organisasi , meskipun sebenarnya pada unsur ini menekankan pada pengikut, inspirasi juga diperlukan dari pemimpin. Para pemimpin memiliki kualitas daya tarik yang dapat menimbulkan kesetiaan, pengabdian, dan keinginan yang kuat dari para anggota organisasi untuk melakukan hal-hal yang diinginkan pemimpin. Kekuasaan untuk mempengaruhi merupakan jembatan pada unsur keempat.
4. nilai
Unsur keempat dari kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggunakan tiga unsur sebelumny dan mengakui bahwa kemampuan berkaitan dengan nilai. James McGregor, dalam stoner 1996 mengatakan bahwa kepemimpinan yang mengadakan komponen moral kepemimpinan mungkin dalam sejarah dikenang sebagai penjahat atau lebih jelek lagi. Dengan demikian moral sangat berkaitan dengan nilai-nilai dan persyaratan bahwa para pengikut diberi cukup pengetahuan mengenal alternatif agar dapat membuat pilihan yang telah dipertimbangkan jika tiba saatnya memberikan respon pada usulan pemimpin untuk memimpin.

BAB III
BUDAYA ORGANISASI

Secara umum budaya organisasi merupakan sebuah perpaduan dari nilai-nilai yang terdapat di dalam organisasi yang sangat diyakini, dipahami, dihayati dan dianut deh para anggota diorganisasi , dari tingkat pimpinan sampai staf. Nilai-nilai tersebut sangat melandasi system (cara) berpikir dan bertindak anggota dalam menjalankan tugas, serta program suatu organisasi .
Karena sifatnya yang universal, maka budaya yang ada dalam sebuah organisasi banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya budaya lingkungan, etnik, sosial, dan agama.
Dalam sebuah organisasi agar terjadi keselarasan kinerja harus ada keseimbangan budaya yang dianut suatu organisasi (terbaik) untuk membentuk visi dan misi organisasi tersebut ke depan. Hal ini di maksud agar dapat mencapai target-target yang telah tersusun dalam program organisasi.
Sumber daya manusia yang ada dalam sebuah organisasi merupakan salah satu kunci dari keberhasilan organisasi tersebut dalam mencapai visi dan misinya.
Oleh karena itu di perlukan optimalisasi pada pengelolaan sumber daya manusia. Seperti apa yang pernah dikatakan oleh Dave Ulrich “Jika organisasi ingin unggul dalam persaingan, maka para eksekutif puncaknya harus memberikan perhatian yang lebih kepada para SDM di perusahaan /organisasinya”.
Keahlian, kreativitas, kecerdasan maupun motivasi yang tinggi dari para karyawan merupakan unsur penting dalam meraih kesuksesan, namun kinerja belum maksimal , jika para karyawan belum memiliki sebuah budaya yang sama dalam menjalankan tugas organisasi.
Misalnya pola pikir yang sama yang membuat mereka memiliki pandangan yang sejalan, searah (satu persepsi) tentang sebuah nilai dan kecerdasan yang dapat membantu mereka untuk memahami perilaku dalam bekerja. Oleh karena itu sangat perlu bagi organisasi untuk menanamkan nilai-nilai yang sarna pada karyawan-karyawannya demi terciptanya rasa kesatuan dan kepercayaan sehingga tidak ada lagi muncul rasa saling curiga dan terhindar dan konflik.
Budaya di sini sangat berperan dalarn mendukung faktor-faktor keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai visi dan misinya.
Bila ini dapat terealisasi dalam organisasi maka akan terbentuk lingkungan kerja yang sehat. Lingkungan yang membangun kreativitas dan komitmen tinggi, dan pada akhirnya mereka mampu mengakomodasi perubahan yang ada dalam organisasi mereka ke arah yang positif.

Dalam suatu organisasi sumber daya manusia dalam hal ini aparatur pemerintah mempunyai nilai, sikap, norma, etika serta budaya kerja, ketika mereka melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai aparatur pemerintah yang melayani masyarakat.
1. Nilai merupakan tanggapan dan penerimaan individu dari sudut pemikiran masing-masing. Setiap manusia memiliki pandangan sendiri mengenai suatu masalah berdasarkan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, atau bagaimana mereka menafsir masalah.
2. Sikap adalah kesediaan sesorang yang dilihat dari segi mental dan fisical untuk bertindak terhadap sesuatu. Contoh seseorang akan melakukan tugas tidak sepenuh hati atan dilaksanakan sangat terpaksa. Maka dari itu mental seseorang juga sangat penting. Sikap mempunyai peranan penting sebagai faktor pendukung dalam tindakan manusia untuk menerima atau menolak sesuatu. Sikap seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman, karena perkara yang telah terjadi kepada seseorang merupakan suatu pengajaran yang sangat berharga.
3. Norma bermaksud memberikan aturan-aturan. hidup dan amalan yang diterima dalam masyarakat. Dilihat dari konteks organisasi, cara kerja yang umum dapat diamalkan dan menjadi nilai budaya dari organisasi tersebut. Maka dari itu aparatur dalam melakukan pekerjaan merupakan satu norma karena pekerjaan tersebut dapat diterima. Namun dalam hal ini usaha untuk mengubahnya sangat sulit dan diperlukan waktu yang lama.
4. Etika /Etos adalah prinsip kerja dari gabungan unsur nilai, norma, dan sikap yang dilakukan secara bersama dalam satu organisasi .
Nilai, norma sikap dan etika yang dilakukan secara bersama dengan positif akan memunculkan prinsip-prinsip kerja yang baik sehingga dengan demikian akan tercipta suatu budaya organisasi yang baik secara keseluruhan, sebaliknya apabila keempat hal di atas tidak dilakukan dengan baik maka akan menyebabkan kerja yang kurang baik. Membentuk budaya kerja yang baik dalam sebuah organisasi bukanlah suatu hal mudah dan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Berbagai aktifitas telah dilaksanakan yaitu dengan meningkatkan mutu kerja diantaranya pemberian reward, pelatihan-pelatihan namun implementasi budaya kerja aparatur dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masih belum maksimal.
Sebuah organisasi dapat disebut dinamis dapat juga disebut statis hal ini sangat dipengaruhi oleh perubahan baik perubahan kinerja aparaturnya maupun kinerja lembaga itu sendiri dalam upaya mencapai visi dan misinya, . hal ini dapat dilihat bila sebuah organisasi berupaya atau berusaha untuk mengubah dan berusaha untuk menyesuaikan keadaan dalam menghadapi perubahan disekitarnya. Tindakan untuk meningkatkan kualitas kerja bagi aparat dapat dilaksanakan secara terpadu diantaranya dengan memberi latihan-latihan /training, dan hal-hal yang menjadikan SDM tersebut memiliki knowledge, skill, dan atitute.
SDM dengan budaya yang ada merupakan hal yang saling mendukung dalam jalannya sebuah organisasi. Sepcrti apa yang telah disebutkan tadi, organisasi yang sukses adalah organisasi yang memiliki budaya kerja yang kuat. Siapakah pelakunya disini? jawabannya tentu SDM yang ada dalam organisasi tersebut yang dalam menjalankan organisasi berpegang pada budaya, etos, sikap dan norma .
Pengungkapan wawasan organisasi dilakukan melalui perumusan visi dan misi dari organisasi . Kebijakan seperti ini bisa menggambarkan nilai, etika, tujuan dan strategi organisasi.Untuk mencapai ini sangat dipengaruhi oleh pimpinan puncak (kemana arah kebijakan pinpinan, konsistensi pimpinan) , komunikasi yang efektif antara karyawan dengan pimpinan, motivasi yang terus-menerus, Apabila hal ini bisa diwujudkan maka dengan organisasi yang tertata akan berdampak pada peningkatan kinerja sumber daya manusia di dalamnya, dan dampak secara luas adalah pelayanan kepada masyarakat sesuai tugas organisasi tersebut akan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hasibuan, M., 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Indonesia Jakarta, hal. 202
2. Bangun wilson , 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia,erlangga,indonesia jakarta

mata kuliah etika profesi – makalah bisnis sebuah profesi

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada TUHAN Yang Maha Esa , berkat rahmat dan karuniaNYA kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan berusaha mengutamakan kerja sama dan menyatukan pemikiran-pemikiran yang sederhana namun sistematis dan tentunya terkonsep sehingga makalah ini mudah dipahami.
Tidak lupa kami berterima kasih kepada orang tua kami yang tidak henti-hentinya mendukung dan mendo’a kan kami sehingga memudahkan kami dalam pembuatan makalahl ini. Serta terima kasih kepada teman-teman kelas , teman-teman organisasi , bapak dan ibu dosen yang secara tidak langsung juga memudahkan kami dalam penyelesaian pembuatan makalah ini .

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………
Latar Belakang …………………………………………………………………………
Rumusan Masalah …………………………………………………………
Tujuan Makalah …………………………………………………………………………
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….……
PENUTUPAN ………………………………………………………………
Kesimpulan …………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………….

PENDAHULUAN
• LATAR BELAKANG
Apakah bisnis merupakan profesi etis? Atau sebaliknya bisnis akan menjadi profesi kotor? Kalau profesi kotor penuh tipu menipu, mengapa begitu banyak orang yang menekuninya bahkan bangga dengan itu? Lalu kalau ini profesi kotor betapa mengerikan masyarakat modern ini yang didominasi oleh kegiatan bisnis.
Bisnis modern merupakan realitas yang amat kompleks. Banyak faktor turut
mempengaruhi dan menentukan kegiatan bisnis. Antara lain faktor organisatoris manajerial, ilmiah teknologis, dan politik-sosial-kultural, Kompleksitas bisnis itu kegiatan sosial, bisnis dengan kompleksitas masyarakat modern sekarang. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern itu. Semuan faktor yang membentuk kompleksitas bisnis modern sudah sering dipelajari dan dianalisis melalui pendekatan ilmiah, khususnya ilmu ekonomi dan teori manajemen sedangkan banyak perusahaan bisnis tidak mempunyai tanggung jawab, baik dengan keryawanya, lingkungan seperti membuang limbah dengan sembarangan. Hal inilah yang dapat menjadikan prusahaan itu tidak eksis, bahkan menjadi bangkrut, itu disebabkan mengindahkan hal –hal tersebut.

• RUMUSAN MASALAH
Apakah bisnis merupakan sebuah profesi yang etis?

• TUJUAN MAKALAH
Mengetahui apakah bisnis itu merupakan sebuah profesi yang etis dengan berbagai penjelasan dan contoh dalam kehidupan sehari-hari.

PEMBAHASAN

Bisnis, bisa menjadi sebuah profesi etis, bila ;

a. Ditunjang oleh sistem politik ekonomi yang kondusif
– aturan yang jelas dan fair
– kepastian keberlakuan aturan tersebut
– aturan hukum yang mengatur kegiatan bisnis
– sistem pemerintahan yang adil dan efektif

b. Prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik

ETIKA DIBAGI MENJADI MENJADI 2 :
a) Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b) Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis. Cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
Etika provesi mempunyai cakupan yang sangat luas, karena hampir setiap profesi dapat mengembangkan etikanya sendiri : etika kedokteran/medis untuk profesi medis, etika bisnis untuk kegiatan bisnis, etika hukum untuk profesi hukum, etika pegawai negeri, etika pendidikan, etika media massa, etika polisi dan militer, dan seterusnya. Bersama dengan itu etika provesi dapat pula bersentuhan dengan etika khusus lainnya seperti gender, sikap terhadap sesama, dan sebagainya. Karena itu, sebagaimana telah dikatakan di depan, etika lalu menjadi sebuah ilmu yang sangat luas, bahkan menjadi sebuah ilmu lintas disiplin

Kaitan Etika Terapan Dengan Etika Umum
Penampilan baru etika dalam bentuk etika terapan sekarang ini mempunyai konsekuensi juga untuk etika teoretis atau etika umum. Perdebatan tentang masalah-masalah kongkrit akhirnya akan memperjelas, menguji dan mempertajam juga prinsip-prinsip moral yang umum. Perjumpaan dengan praktek akan memberikan banyak masukan berharga yang dapat dimanfaatkan oleh refleksi etika teoritis. Sebaliknya, etika terapan sangat membutuhkan bantuan dari teori etika, sebagai pegangan baginya dalam memasuki pergumulan dengan masalah-masalah praktis. Disini ia mempergunakan prinsip-prinsip dan teori moral yang diharapkan sudah mempunyai dasar yang kukuh. Apa yang dihasilkan oleh etika terapan tidaklah bias diandalkan kalau teori etika yang ada dibelakangnya tidak berbobot dan bermutu.

2. ETIKA KHUSUS
Etika khusus dibagi lagi menjadi tiga, yaitu etika individual, etika social, dan etika lingkungan hidup. Etika individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. Salah satu prinsip yang secara khusus relevan dalam etika individual ini adalah prinsip intergritas pribadi, yang berbicara mengenai perilaku individual tertentu dalam rangka menjaga dan mempertahankan nama baiknya sebagai pribadi moral.
Etika social berbicara mengenai kewajiban dan hak , sikap dan pola perilaku manusia sebagai mahkluk social dalam interaksinya dengan sesamanya . tentu saja sebagaimana hakikat manusia yang bersifat ganda, yaitu sebagai mahkluk individual dan social, etika individual dan etika social berkaitan erat satu sama lain, bahkan dalam arti tertentu sulit untuk dilepaskan dan dipisahan satu sama lain. Karena, kewajiban seseorang terhadap dirinya berkaitan langsung dan dalam banyak hal mempengaruhi pula kewajibannya terhadap orang lain, dan demikian pua sebaliknya. Karena itu, sebagaimana akan terlihat dalam buku ini, justru dalam banyak kasus keduanya menempatkan setiap orang dalam posisi moral yang dilematis.
Karena etika social menyangkut hungunan antara manusia dengan manusia, etika social memiliki lingkup yang sangat luas. Yang menyangkut hubungan individual antara orang satu denganorang lainnya, serta menyangkut interaksi social secara bersama, termasu dalam bntuk-bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, Negara), sikap kritis terhadap paham atau ideologis tertentu, serta pola perlaku daam bidang kegiatan masing-masing.
Etika lingkungan hidup merupakan cabang etika khusus yang akhir-akhir ini semakin ramai dibicarakan. Etika lingkungan berbicara mengenai hubungan antara manusia baik sebagai individu maupu sebagai kelompok dengan lingkungn alam yang lebih luas dalam totalitasnya, dan juga hubungan antara manusia yang satu denagn manusia yang lainnya yang berdampak langsung atau tidak pada lingkungan hidup secara keseluruhan. Karena iyu, etika lingkungan dapat merupakan cabang etika social (sejauh menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia yang berdampak pada lingkungan) maupun berdiri sendiri sebagai etika khusus (sjauh menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya). Bisa dimengerti bahwa etika lingkungan hidup dapat pula dibicarakan dalam rangka etika bisnis, karena pola interaksi bisnis sangat mempengaruhi lingkungan hidup.

PROFESI
A. Pengertian Profesi
Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan nilai yang tinggi dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam. Dengan demikian orang professional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta punya komitmen pribadi yang mendalam atas pekerjaannya itu. Dengan kata lain, orang professional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan karena ahli di bidang tersebut dan meluangkan seluruh waktu, tenaga, dan perhatiannya untuk pekerjaan tersebut.
Seorang professional adalah juga orang yang punya integritas pribadi yang tinggi dan mendalam. Ia bukan orang yang tidak tahu malu melakukan berbagai penyimpangan dalam profesinya. Ia bukan orang yang tidak tahu malu menerima suap, berkolusi, melakukan pemalsuan, dan seterusnya hanya demi sesuatu yang lain di luar nilai dan tuntutan profesinya. Ia adalah orang yang tahu menjaga nama baiknya, komitmen moralnya, tuntutan profesi serta nilai dan cita-cita yang diperjuangkan oleh profesinya.
Dengan demikian, profesi memang sebuah pekerjaan, tetapi sekaligus tidak sama begitu saja dengan pekerjaan pada umumnya. Profesi mempunyai tuntutan yang sangat tinggi, bukan saja dari luar melainkan terutama dari dalam diri orang itu sendiri. Tunttan ini menyangkut tidak saja keahlian, melainkan juga komitmen moral, tanggung jawab, keseriusan, disipllin, dan integritas pribadi.

B . Ciri-Ciri Profesi
Ciri-ciri profesi dikelompokan menjadi empat , diantaranya :
Pertama, adanya keahlian dan ketrampilan khusus. Profesi selau mengandaikan adanya keahlian dan ketrampilan khusus tertentu yang dimiliki oleh sekelompok orang yang professional untuk bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik. Keahlian dan ketrampilam khusus ini umumnya dimiliki dengan kadar, lingkup, dan tingkat yang melebihi keahlian dan ketrampilan orang kebanyakan lainnya. Ini berarti orang professional itu lebih ahli dan trampil dalam bidang profesinya dari pada orang-orang lain.
Kedua, adanya komitmen moral yang tinggi. Komitmen moral ini biasanya dituangkan, khususnya untuk profesi yang luhur, dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang bersangkutan.
Ketiga, biasanya orang yang professional adalah orang yang hidup dari profesinya. Ini berarti dia hidup sepenuhnya dari profesi ini dan profesinya telah membentuk identitas orang tersebut.
Ciri keempat, pengabdian kepada masyarakat. Adanya komitmen moral yang tertuang dalam kode etik profesi ataupun sumpah jabatan menyiratkan bahwa orang-orang yang mengemban profesi tertentu, khususnya profesi luhur, lebih mendahulukan dan dan mengutamkan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadinya.
Kelima, pada profesi luhur biasanya ada izin khusus untuk menjalankan profesi tersebut. Karena setiap profesi, khususnya profesi luhur, menyangkut kepentingan orang banyak, dan terkait dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan berupa keselamtan, keamanan, kelangsungan hidup, kesehatan, dan sebagainya maka untuk menjalankan suatu profesi yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak itu diperlukan izin khusus. Izin khusus ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari pelaksanaan profesi yang tidak becus.
C. Prisip-prinsip etika profesi
Pertama, prinsip tanggung jawab. Tanggung jawab adalah salah satu prinsip pokok bagi kaum profesional, bahkan sedemikian pokonya sehingga seakan tidak harus lagi dikatakan.
Prinsip kedua adalah prinsip keadilan prinsip ini, terutama menuntut orang yang profesional agar dalam menjalani profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentinga pihak tertentu, khususnya orang-orang yang di layaninya dalam rangka profesinya.
Prinsip ketiga adalah prinsip otonomi, ini lebih merupakan prinsip yang di tuntut oleh kalngan profesional terhadap dunia luar agar mereka di beri kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya.
Prinsip keempat adalah prinsip intergritas moral, berdasarkan hakikat dan ciri-ciri profesi di atas, terlihat jelas bahwa orang yang profesinal adalah juga orang yang punya intergritas pribadi atau moral yang tinggi.

MENUJU BISNIS SEBAGAI PROFESI LUHUR
Baru belakangan ini bisnis di anggap sebagai profesi. Bahkan belakangan ini, bisnis memonopoli sebuah profesi, tetapi sekaligus juga menyebabkan pengertian profesi menjadi rancu atau kehilangan pengertian dasarnya. Ini terutama karena bisnis modern mensyaratkan dan menuntut para pelaku bisnis untuk menjadi orang yang profesional.persainagn bisnis yang ketat dewasa ini menuntut dan menyadarkan para pelaku bisnis untuk menjadi orang yang profesional. Profesionalisme lalu seakan dunia bisnis hanya terbatas pada kemampuan tehknis menyangkut ke ahlian dan ketrampilan yang terkait dengan bisnis : manajemen,produksi,pemasaran,keuangan,personalia, dan seteruanya itu terutama di kaitkan dengan prinsip efisiensi demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Yang sangat di lupakan dan tidak mendapat perhatian adalah bahwa profesionalisme dan sikap profesional juga mengandung pengertian komitmen pribadi dan moral pada profesi tersebut dan pada kepentingan pihak-pihak yang terkait orang yang profesional selau berarti orang yang punya komitmen pribadi yang tiggi, yang serius dalam menjalankan pekerjaanya, yang bertanggung jawab atas pekerjaanya agar tidka sampai merugikan pihak yang lain. Orang yang profesional adalah orang yang menjalankan pekerjaanya secara tuntas dengan hasil dan mutu yang sangat baik. Karena komitmen dan tanggung jawab moral pribadinya.
Ini sering di lupakan dalam dunia bisnis. Itu sebabnya mengapa bisnis hampir tidak pernah atau belum di anggap sebagai sebuah profesi luhur. Bahkan sebaliknya seakan ada jurang yang memisahkan dunia bisnis dengan etika. Tentu saja ini terutama ini di sebakan oleh pandangan dan anggapan masyarakat yang melihat bisnis sebagai sebuah pekerjaan yang kotor, penuh tipu-menipu, penuh kecurangan dan di cemoohkan. Bahkan tidak hanya masyarakat, melainkan sering orang bisnis menganggap dirinya bahwa memang pekerjaanya adalah tipu-menipu, makan-memakan, caplok-mencaplok hanya demi keuntungan. Jadi, mereka sendiri menilai dirinya sebagai orang kotor. Maka tidak heran bisnis mendapat konotasi jelek, sebagai kerjanya orang-orang kotor, yang di simbolkan oleh lintah darat,yaitu orang yang mengeruk keuntungan secara tidak fair, secara tidak halal dan, memakai oran g lain. Seakan pertanyaan utama bagi orang bisnis bukan lagi besok makan apa ? atau besok makn dimana? Melainkan besok makan siapa?
Kesan dan sikap masyarakat, serta orang bisnis sendiri, seperti itu di sebabkan oleh ulah orang-orang , atau lebih tepat bebrapa orang bisnis, yang memperlihatkan citra yang begitu negatif tentang bisnisnya di mata masyarakat bebrapa orang bisnis yang hanya mengejar keuntungan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu yang rendah, yang tidak memperdulikan pelayanan konsumen bahkan tidak memperdulikan keluhan konsumen,yang menawarkan barang tidak seperti di iklankan atau tidak sebgaimana tertera labelnya, yang mencaplok bisnis atau perusahaan lain, yang melakukan bisnis fiktif, dan setrusnya, telah menybabkan bisnis mendapat citra yang begitu negatif. Maka, bisnis terlanjur di anggap sebagai profesi yang kotor, atau paling kurang jauh dari sentuhan etika dan moralitas.
Berdasarkan pengertian profesi yang menekankan ke ahlian dan ketrampilan yang tinggi serta komitmen moral yang mendalam, maka jelas kirannya bahwa pekerjaan yang kotor tidak akan di sebut sebagai profesi yang menekankan keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta komitmen moral yang mendalam, maka jelas kiranya bahwa pekerjaan yang kotor tidak akan disebut sebagai profesi. Karena itu sesungguhnya bisnis bukanlah merupakan profesi, kalau bisnis dianggap sebagai pekerjaan kotor, kendati kata profesi, profesional, dan profesionalisme sering begitu diobral dalam kaitan dengan kegiatan bisnin. Namun di pihak lain tidak dapat disangkal bahwa ada banyak orang bisnis dan juga perusahaan yang sangat menghayati pekerjaan dan kegiatan bisnisnya sebagai sebuah profesi dan pengertiannya sebagaimana kita jelaskan di atas. Mereka tidak hanya mempunyai keahlian dan ketrampilan yang tinggi tapi punya komitmen moral yang mendalam. Karena itu, bukan tidak mungkin bahwa bisnis pun dapat menjadi sebuah profesi dalam pengertiannya yang sebenar-benarnya bahkan menjadi sebuah profesi luhur.

Untuk melihat tepat tidaknya kata profesi dipakai juga untuk dunia bisnis dan untuk melihat apakah bisnis dapat menjadi sebuah profesi yang luhur, mari kita tinjau dua pandangan dan penghayatan yang berbeda mengenai pekerjaan dan kegiatan bisnis ywng dianut oleh para pelaku bisnis.
a. Pandangan Praktis-Realistis
Pandangan pertama disebut pandangan praktis-reliatis, karena pandangan ini terutama brtumpu pada pernyataan (pada umumnya) yang diamati berlaku dalam dunia bisnis dewasa ini. Pandangan ini didasarkan pada apa yang umumnya dilakukan oleh orang-orang bisnis. Pandngan ini melihat bisnis sebagai suatu kegiatan diantara manusia yang menyangkut memproduksi, menjual, dan membeli barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan.
Daam pandangan ini ditegaskan secara jelas bahwa tjuan utama bisnis, bahkan tujuan satu-satunya, adalah mencari keuntungan. Bisnis adalah sebuh kegiatan profit-making. Dasar pemikirannya adalah bahwa orang yang terjun ke dalam bisnis tidak punya keinginan dn tujuan lain selain mencari keuntungan.kegiatan bisnis adalah kegiatan ekonomi dan bukan kegiatan social. Karena itu, keuntungan itu sah untuk menunjang kegiatan bisnis. Tanpa keuntungan bisnis tidak bisa jalan.
Umumnya pandangan ini dianggap sebagai pandangan ekonomi klasik (Adam Smith) dan ekonomi neo-klasik (misalnya Milton Friedman). Adam Smith sendiri berpendapat bahwa pemilik modal harus mendapat keuntungan untuk bisa merangsang menanamkan modalnya dalam kegiatan produktif. Tanpa keuntungan, pemilik modal tidak akan menanamkan modalnya, dan itu berarti tidak aka nada kegiatan ekonomi produktif sama sekali. Yang pada akhirnya berarti, tidak aka nada pekerja yang dpekerjakan dan konsumen tidak akan mendapat barang kebutuhannya.

Asumsi Adam Smith adalah bahwa, pertama, dalam masyarakat modern telah terjadi pembagian kerja di mana setiap orang tidak bisa tidak bisa lagi mengerjakan segala sesuatu sekaligus dan bisa memenuhi semua kebutuhan hidupnya sendiri. Manusia modern harus memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menukarkan barang produksinya dengan barang produksi orang lain. Dalam perkembangan zaman ada yang berhasil mengumpulkan modal dan memperbesar usahanya sementara yang lain hanya bisa menjadi pekerja pada orang lain. Maka terjadi kelas sosial.
Kedua, semua orang tanpa terkecuali mempunyai kecenderungan dasar untuk membuat kondisi hidupnya menjadi, jauh lebih baik. Nah, dalam keadaan sosial di mana telah terjadi kelas-kelas sosial di atas, jalan terbaik untuk tetap mempertahankan kegiatan ekonomi adalah dengan merangsang pemilik modal untuk tetap menanamkan modalnya dalam kegiatan produktif yang sangat berguna bagi ekonomi nasional dan dunia, termasuk bagi kelas pekerja.hanya dengan membuat pemilik modas menanmkan modalnya banyak orang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Satu satunya jalan adalah dengan memberikan keuntungan pada pemilik modal , yang berarti sevara kuantitatif lewat kegiatan produktik keadaan modalnya . serta kondisi hidupnya jauh lebih baik . jadi , keuntungan adalah hal yang secara moral dan sisiaal baik , antara lain punya akibat yang berbuga bagi banyak orang yang lain . karena itu secara moral tidak salah kalau orang beerbisnis untuk mencari keuntungan .
Keuntungan pun merupakan hal yang baik , karena keuntungan merupakan semacam upah , atau imbalan , seperti halnya semua pekerja atau karyawan yang menyumbangkan tenaga dan pikirannya mendapat upah atau imbalan untuk itu . dengan upah karyawan dapat memperbaiki hidupnya , demikian pula dengan keuntungan pemilik modal memperbaiki kondisi hidupnya . ini wajar dan normal . maka , mengejar keuntungan harus dianggap sebagai hal yang baik karena juga berkaitan dengan kewajiban si pemilik modal untuk memprtahankan , atau memperbaiki kondisi hidupnya , sebagai mana halnya semua orang lain punya kewajiban moral untuk mepertahankan dan meprbaiki kondisi hidupnya .
Dalam kaitan dengan ini tidak mengherankan bahwa Milton Friedmen mengatakan , omong kosong kalau bisnis tidak mencari keuntungan . ia melihat bahwa dalam kenyataan nya hanya keuntungan lah yang menjadi satu satunya motivasi dasar orang berbisnis . menurut friedmen , mencari keuntunga bukan hal yang jelek karena semua orang measuku bisnis sekaku punya satu motivasi dasar : mecari keuntungan. artinya , kalau semua masuk ke dunia bisnis dengan satu motivasi dasar untuk mencari keuntungan , maka sah dan etis kalau saya pun mencari keuntungan dalam berbisnis.
B . Pandangan ideal
Pandangan ini saya sebut pandangan bisnis , karena dalam kenyatannya masih merupakan suatu hal yang ideal mengenai dunia bisnis . harus diakui bahwa sebagai pandangan yang ideal pandangan ini baru di anut oleh segelintir orang , yang dipengaruhi oleh idealisme tertentu berdasarkan nilai tertentu yang dianut nya .
Menurut pandangan ini , bisnis tidak lain adalah suatu kegiatan diantara manusia yang menyangkut produksi , menjual dan membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat . pandangan ini tidak menolak bahwa keuntungan adalah tujuan bisnis . tanpa keunytungan bisnis tidak bisa bertahan . namun keuntungan hanya dilihat sebga konsekuensi logis dari kegiatan bisnis . yaitu , bahwa dengan memenuhi kebutuhan masyarat secara baik , keuntungan akan datang sendirinya . masyarakat akan terasa terikat membeli barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang memenuhi kebutuhan mereka dengan mutu dan harga yang baik itu .
Dasar pemikirannya adalah pertukaran timbal balik secara fair diantara pihak pihakn yang terlibat . maka , yang mau ditegakkan dalam bisnis yg menganut pandangan ini adalah keadilan komutatif , kususnya keadilan tukar atau pertukaran dagang yang fair .

Kesimpulan

Bisnis dapat termasuk profesi yang etis jika ditunjang oleh sistem ekonomi yang kondusif dan prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik. Dengan mengabdi kepada masyarakat serta bertanggung-jawab menuju bisnis sebagai profesi luhur dengan berbagai pandangan yang memacu kita untuk menjadi seseorang yang profesional dalam bekerja.

Daftar Pustaka

Keraf sonny , etika bisnis tuntutan dan relevansi , pustaka filsafat