mata kuliah etika profesi – makalah bisnis sebuah profesi

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada TUHAN Yang Maha Esa , berkat rahmat dan karuniaNYA kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan berusaha mengutamakan kerja sama dan menyatukan pemikiran-pemikiran yang sederhana namun sistematis dan tentunya terkonsep sehingga makalah ini mudah dipahami.
Tidak lupa kami berterima kasih kepada orang tua kami yang tidak henti-hentinya mendukung dan mendo’a kan kami sehingga memudahkan kami dalam pembuatan makalahl ini. Serta terima kasih kepada teman-teman kelas , teman-teman organisasi , bapak dan ibu dosen yang secara tidak langsung juga memudahkan kami dalam penyelesaian pembuatan makalah ini .

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………
Latar Belakang …………………………………………………………………………
Rumusan Masalah …………………………………………………………
Tujuan Makalah …………………………………………………………………………
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….……
PENUTUPAN ………………………………………………………………
Kesimpulan …………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………….

PENDAHULUAN
• LATAR BELAKANG
Apakah bisnis merupakan profesi etis? Atau sebaliknya bisnis akan menjadi profesi kotor? Kalau profesi kotor penuh tipu menipu, mengapa begitu banyak orang yang menekuninya bahkan bangga dengan itu? Lalu kalau ini profesi kotor betapa mengerikan masyarakat modern ini yang didominasi oleh kegiatan bisnis.
Bisnis modern merupakan realitas yang amat kompleks. Banyak faktor turut
mempengaruhi dan menentukan kegiatan bisnis. Antara lain faktor organisatoris manajerial, ilmiah teknologis, dan politik-sosial-kultural, Kompleksitas bisnis itu kegiatan sosial, bisnis dengan kompleksitas masyarakat modern sekarang. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern itu. Semuan faktor yang membentuk kompleksitas bisnis modern sudah sering dipelajari dan dianalisis melalui pendekatan ilmiah, khususnya ilmu ekonomi dan teori manajemen sedangkan banyak perusahaan bisnis tidak mempunyai tanggung jawab, baik dengan keryawanya, lingkungan seperti membuang limbah dengan sembarangan. Hal inilah yang dapat menjadikan prusahaan itu tidak eksis, bahkan menjadi bangkrut, itu disebabkan mengindahkan hal –hal tersebut.

• RUMUSAN MASALAH
Apakah bisnis merupakan sebuah profesi yang etis?

• TUJUAN MAKALAH
Mengetahui apakah bisnis itu merupakan sebuah profesi yang etis dengan berbagai penjelasan dan contoh dalam kehidupan sehari-hari.

PEMBAHASAN

Bisnis, bisa menjadi sebuah profesi etis, bila ;

a. Ditunjang oleh sistem politik ekonomi yang kondusif
– aturan yang jelas dan fair
– kepastian keberlakuan aturan tersebut
– aturan hukum yang mengatur kegiatan bisnis
– sistem pemerintahan yang adil dan efektif

b. Prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik

ETIKA DIBAGI MENJADI MENJADI 2 :
a) Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b) Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis. Cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
Etika provesi mempunyai cakupan yang sangat luas, karena hampir setiap profesi dapat mengembangkan etikanya sendiri : etika kedokteran/medis untuk profesi medis, etika bisnis untuk kegiatan bisnis, etika hukum untuk profesi hukum, etika pegawai negeri, etika pendidikan, etika media massa, etika polisi dan militer, dan seterusnya. Bersama dengan itu etika provesi dapat pula bersentuhan dengan etika khusus lainnya seperti gender, sikap terhadap sesama, dan sebagainya. Karena itu, sebagaimana telah dikatakan di depan, etika lalu menjadi sebuah ilmu yang sangat luas, bahkan menjadi sebuah ilmu lintas disiplin

Kaitan Etika Terapan Dengan Etika Umum
Penampilan baru etika dalam bentuk etika terapan sekarang ini mempunyai konsekuensi juga untuk etika teoretis atau etika umum. Perdebatan tentang masalah-masalah kongkrit akhirnya akan memperjelas, menguji dan mempertajam juga prinsip-prinsip moral yang umum. Perjumpaan dengan praktek akan memberikan banyak masukan berharga yang dapat dimanfaatkan oleh refleksi etika teoritis. Sebaliknya, etika terapan sangat membutuhkan bantuan dari teori etika, sebagai pegangan baginya dalam memasuki pergumulan dengan masalah-masalah praktis. Disini ia mempergunakan prinsip-prinsip dan teori moral yang diharapkan sudah mempunyai dasar yang kukuh. Apa yang dihasilkan oleh etika terapan tidaklah bias diandalkan kalau teori etika yang ada dibelakangnya tidak berbobot dan bermutu.

2. ETIKA KHUSUS
Etika khusus dibagi lagi menjadi tiga, yaitu etika individual, etika social, dan etika lingkungan hidup. Etika individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. Salah satu prinsip yang secara khusus relevan dalam etika individual ini adalah prinsip intergritas pribadi, yang berbicara mengenai perilaku individual tertentu dalam rangka menjaga dan mempertahankan nama baiknya sebagai pribadi moral.
Etika social berbicara mengenai kewajiban dan hak , sikap dan pola perilaku manusia sebagai mahkluk social dalam interaksinya dengan sesamanya . tentu saja sebagaimana hakikat manusia yang bersifat ganda, yaitu sebagai mahkluk individual dan social, etika individual dan etika social berkaitan erat satu sama lain, bahkan dalam arti tertentu sulit untuk dilepaskan dan dipisahan satu sama lain. Karena, kewajiban seseorang terhadap dirinya berkaitan langsung dan dalam banyak hal mempengaruhi pula kewajibannya terhadap orang lain, dan demikian pua sebaliknya. Karena itu, sebagaimana akan terlihat dalam buku ini, justru dalam banyak kasus keduanya menempatkan setiap orang dalam posisi moral yang dilematis.
Karena etika social menyangkut hungunan antara manusia dengan manusia, etika social memiliki lingkup yang sangat luas. Yang menyangkut hubungan individual antara orang satu denganorang lainnya, serta menyangkut interaksi social secara bersama, termasu dalam bntuk-bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, Negara), sikap kritis terhadap paham atau ideologis tertentu, serta pola perlaku daam bidang kegiatan masing-masing.
Etika lingkungan hidup merupakan cabang etika khusus yang akhir-akhir ini semakin ramai dibicarakan. Etika lingkungan berbicara mengenai hubungan antara manusia baik sebagai individu maupu sebagai kelompok dengan lingkungn alam yang lebih luas dalam totalitasnya, dan juga hubungan antara manusia yang satu denagn manusia yang lainnya yang berdampak langsung atau tidak pada lingkungan hidup secara keseluruhan. Karena iyu, etika lingkungan dapat merupakan cabang etika social (sejauh menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia yang berdampak pada lingkungan) maupun berdiri sendiri sebagai etika khusus (sjauh menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya). Bisa dimengerti bahwa etika lingkungan hidup dapat pula dibicarakan dalam rangka etika bisnis, karena pola interaksi bisnis sangat mempengaruhi lingkungan hidup.

PROFESI
A. Pengertian Profesi
Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan nilai yang tinggi dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam. Dengan demikian orang professional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta punya komitmen pribadi yang mendalam atas pekerjaannya itu. Dengan kata lain, orang professional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan karena ahli di bidang tersebut dan meluangkan seluruh waktu, tenaga, dan perhatiannya untuk pekerjaan tersebut.
Seorang professional adalah juga orang yang punya integritas pribadi yang tinggi dan mendalam. Ia bukan orang yang tidak tahu malu melakukan berbagai penyimpangan dalam profesinya. Ia bukan orang yang tidak tahu malu menerima suap, berkolusi, melakukan pemalsuan, dan seterusnya hanya demi sesuatu yang lain di luar nilai dan tuntutan profesinya. Ia adalah orang yang tahu menjaga nama baiknya, komitmen moralnya, tuntutan profesi serta nilai dan cita-cita yang diperjuangkan oleh profesinya.
Dengan demikian, profesi memang sebuah pekerjaan, tetapi sekaligus tidak sama begitu saja dengan pekerjaan pada umumnya. Profesi mempunyai tuntutan yang sangat tinggi, bukan saja dari luar melainkan terutama dari dalam diri orang itu sendiri. Tunttan ini menyangkut tidak saja keahlian, melainkan juga komitmen moral, tanggung jawab, keseriusan, disipllin, dan integritas pribadi.

B . Ciri-Ciri Profesi
Ciri-ciri profesi dikelompokan menjadi empat , diantaranya :
Pertama, adanya keahlian dan ketrampilan khusus. Profesi selau mengandaikan adanya keahlian dan ketrampilan khusus tertentu yang dimiliki oleh sekelompok orang yang professional untuk bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik. Keahlian dan ketrampilam khusus ini umumnya dimiliki dengan kadar, lingkup, dan tingkat yang melebihi keahlian dan ketrampilan orang kebanyakan lainnya. Ini berarti orang professional itu lebih ahli dan trampil dalam bidang profesinya dari pada orang-orang lain.
Kedua, adanya komitmen moral yang tinggi. Komitmen moral ini biasanya dituangkan, khususnya untuk profesi yang luhur, dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang bersangkutan.
Ketiga, biasanya orang yang professional adalah orang yang hidup dari profesinya. Ini berarti dia hidup sepenuhnya dari profesi ini dan profesinya telah membentuk identitas orang tersebut.
Ciri keempat, pengabdian kepada masyarakat. Adanya komitmen moral yang tertuang dalam kode etik profesi ataupun sumpah jabatan menyiratkan bahwa orang-orang yang mengemban profesi tertentu, khususnya profesi luhur, lebih mendahulukan dan dan mengutamkan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadinya.
Kelima, pada profesi luhur biasanya ada izin khusus untuk menjalankan profesi tersebut. Karena setiap profesi, khususnya profesi luhur, menyangkut kepentingan orang banyak, dan terkait dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan berupa keselamtan, keamanan, kelangsungan hidup, kesehatan, dan sebagainya maka untuk menjalankan suatu profesi yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak itu diperlukan izin khusus. Izin khusus ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari pelaksanaan profesi yang tidak becus.
C. Prisip-prinsip etika profesi
Pertama, prinsip tanggung jawab. Tanggung jawab adalah salah satu prinsip pokok bagi kaum profesional, bahkan sedemikian pokonya sehingga seakan tidak harus lagi dikatakan.
Prinsip kedua adalah prinsip keadilan prinsip ini, terutama menuntut orang yang profesional agar dalam menjalani profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentinga pihak tertentu, khususnya orang-orang yang di layaninya dalam rangka profesinya.
Prinsip ketiga adalah prinsip otonomi, ini lebih merupakan prinsip yang di tuntut oleh kalngan profesional terhadap dunia luar agar mereka di beri kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya.
Prinsip keempat adalah prinsip intergritas moral, berdasarkan hakikat dan ciri-ciri profesi di atas, terlihat jelas bahwa orang yang profesinal adalah juga orang yang punya intergritas pribadi atau moral yang tinggi.

MENUJU BISNIS SEBAGAI PROFESI LUHUR
Baru belakangan ini bisnis di anggap sebagai profesi. Bahkan belakangan ini, bisnis memonopoli sebuah profesi, tetapi sekaligus juga menyebabkan pengertian profesi menjadi rancu atau kehilangan pengertian dasarnya. Ini terutama karena bisnis modern mensyaratkan dan menuntut para pelaku bisnis untuk menjadi orang yang profesional.persainagn bisnis yang ketat dewasa ini menuntut dan menyadarkan para pelaku bisnis untuk menjadi orang yang profesional. Profesionalisme lalu seakan dunia bisnis hanya terbatas pada kemampuan tehknis menyangkut ke ahlian dan ketrampilan yang terkait dengan bisnis : manajemen,produksi,pemasaran,keuangan,personalia, dan seteruanya itu terutama di kaitkan dengan prinsip efisiensi demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Yang sangat di lupakan dan tidak mendapat perhatian adalah bahwa profesionalisme dan sikap profesional juga mengandung pengertian komitmen pribadi dan moral pada profesi tersebut dan pada kepentingan pihak-pihak yang terkait orang yang profesional selau berarti orang yang punya komitmen pribadi yang tiggi, yang serius dalam menjalankan pekerjaanya, yang bertanggung jawab atas pekerjaanya agar tidka sampai merugikan pihak yang lain. Orang yang profesional adalah orang yang menjalankan pekerjaanya secara tuntas dengan hasil dan mutu yang sangat baik. Karena komitmen dan tanggung jawab moral pribadinya.
Ini sering di lupakan dalam dunia bisnis. Itu sebabnya mengapa bisnis hampir tidak pernah atau belum di anggap sebagai sebuah profesi luhur. Bahkan sebaliknya seakan ada jurang yang memisahkan dunia bisnis dengan etika. Tentu saja ini terutama ini di sebakan oleh pandangan dan anggapan masyarakat yang melihat bisnis sebagai sebuah pekerjaan yang kotor, penuh tipu-menipu, penuh kecurangan dan di cemoohkan. Bahkan tidak hanya masyarakat, melainkan sering orang bisnis menganggap dirinya bahwa memang pekerjaanya adalah tipu-menipu, makan-memakan, caplok-mencaplok hanya demi keuntungan. Jadi, mereka sendiri menilai dirinya sebagai orang kotor. Maka tidak heran bisnis mendapat konotasi jelek, sebagai kerjanya orang-orang kotor, yang di simbolkan oleh lintah darat,yaitu orang yang mengeruk keuntungan secara tidak fair, secara tidak halal dan, memakai oran g lain. Seakan pertanyaan utama bagi orang bisnis bukan lagi besok makan apa ? atau besok makn dimana? Melainkan besok makan siapa?
Kesan dan sikap masyarakat, serta orang bisnis sendiri, seperti itu di sebabkan oleh ulah orang-orang , atau lebih tepat bebrapa orang bisnis, yang memperlihatkan citra yang begitu negatif tentang bisnisnya di mata masyarakat bebrapa orang bisnis yang hanya mengejar keuntungan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu yang rendah, yang tidak memperdulikan pelayanan konsumen bahkan tidak memperdulikan keluhan konsumen,yang menawarkan barang tidak seperti di iklankan atau tidak sebgaimana tertera labelnya, yang mencaplok bisnis atau perusahaan lain, yang melakukan bisnis fiktif, dan setrusnya, telah menybabkan bisnis mendapat citra yang begitu negatif. Maka, bisnis terlanjur di anggap sebagai profesi yang kotor, atau paling kurang jauh dari sentuhan etika dan moralitas.
Berdasarkan pengertian profesi yang menekankan ke ahlian dan ketrampilan yang tinggi serta komitmen moral yang mendalam, maka jelas kirannya bahwa pekerjaan yang kotor tidak akan di sebut sebagai profesi yang menekankan keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta komitmen moral yang mendalam, maka jelas kiranya bahwa pekerjaan yang kotor tidak akan disebut sebagai profesi. Karena itu sesungguhnya bisnis bukanlah merupakan profesi, kalau bisnis dianggap sebagai pekerjaan kotor, kendati kata profesi, profesional, dan profesionalisme sering begitu diobral dalam kaitan dengan kegiatan bisnin. Namun di pihak lain tidak dapat disangkal bahwa ada banyak orang bisnis dan juga perusahaan yang sangat menghayati pekerjaan dan kegiatan bisnisnya sebagai sebuah profesi dan pengertiannya sebagaimana kita jelaskan di atas. Mereka tidak hanya mempunyai keahlian dan ketrampilan yang tinggi tapi punya komitmen moral yang mendalam. Karena itu, bukan tidak mungkin bahwa bisnis pun dapat menjadi sebuah profesi dalam pengertiannya yang sebenar-benarnya bahkan menjadi sebuah profesi luhur.

Untuk melihat tepat tidaknya kata profesi dipakai juga untuk dunia bisnis dan untuk melihat apakah bisnis dapat menjadi sebuah profesi yang luhur, mari kita tinjau dua pandangan dan penghayatan yang berbeda mengenai pekerjaan dan kegiatan bisnis ywng dianut oleh para pelaku bisnis.
a. Pandangan Praktis-Realistis
Pandangan pertama disebut pandangan praktis-reliatis, karena pandangan ini terutama brtumpu pada pernyataan (pada umumnya) yang diamati berlaku dalam dunia bisnis dewasa ini. Pandangan ini didasarkan pada apa yang umumnya dilakukan oleh orang-orang bisnis. Pandngan ini melihat bisnis sebagai suatu kegiatan diantara manusia yang menyangkut memproduksi, menjual, dan membeli barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan.
Daam pandangan ini ditegaskan secara jelas bahwa tjuan utama bisnis, bahkan tujuan satu-satunya, adalah mencari keuntungan. Bisnis adalah sebuh kegiatan profit-making. Dasar pemikirannya adalah bahwa orang yang terjun ke dalam bisnis tidak punya keinginan dn tujuan lain selain mencari keuntungan.kegiatan bisnis adalah kegiatan ekonomi dan bukan kegiatan social. Karena itu, keuntungan itu sah untuk menunjang kegiatan bisnis. Tanpa keuntungan bisnis tidak bisa jalan.
Umumnya pandangan ini dianggap sebagai pandangan ekonomi klasik (Adam Smith) dan ekonomi neo-klasik (misalnya Milton Friedman). Adam Smith sendiri berpendapat bahwa pemilik modal harus mendapat keuntungan untuk bisa merangsang menanamkan modalnya dalam kegiatan produktif. Tanpa keuntungan, pemilik modal tidak akan menanamkan modalnya, dan itu berarti tidak aka nada kegiatan ekonomi produktif sama sekali. Yang pada akhirnya berarti, tidak aka nada pekerja yang dpekerjakan dan konsumen tidak akan mendapat barang kebutuhannya.

Asumsi Adam Smith adalah bahwa, pertama, dalam masyarakat modern telah terjadi pembagian kerja di mana setiap orang tidak bisa tidak bisa lagi mengerjakan segala sesuatu sekaligus dan bisa memenuhi semua kebutuhan hidupnya sendiri. Manusia modern harus memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menukarkan barang produksinya dengan barang produksi orang lain. Dalam perkembangan zaman ada yang berhasil mengumpulkan modal dan memperbesar usahanya sementara yang lain hanya bisa menjadi pekerja pada orang lain. Maka terjadi kelas sosial.
Kedua, semua orang tanpa terkecuali mempunyai kecenderungan dasar untuk membuat kondisi hidupnya menjadi, jauh lebih baik. Nah, dalam keadaan sosial di mana telah terjadi kelas-kelas sosial di atas, jalan terbaik untuk tetap mempertahankan kegiatan ekonomi adalah dengan merangsang pemilik modal untuk tetap menanamkan modalnya dalam kegiatan produktif yang sangat berguna bagi ekonomi nasional dan dunia, termasuk bagi kelas pekerja.hanya dengan membuat pemilik modas menanmkan modalnya banyak orang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Satu satunya jalan adalah dengan memberikan keuntungan pada pemilik modal , yang berarti sevara kuantitatif lewat kegiatan produktik keadaan modalnya . serta kondisi hidupnya jauh lebih baik . jadi , keuntungan adalah hal yang secara moral dan sisiaal baik , antara lain punya akibat yang berbuga bagi banyak orang yang lain . karena itu secara moral tidak salah kalau orang beerbisnis untuk mencari keuntungan .
Keuntungan pun merupakan hal yang baik , karena keuntungan merupakan semacam upah , atau imbalan , seperti halnya semua pekerja atau karyawan yang menyumbangkan tenaga dan pikirannya mendapat upah atau imbalan untuk itu . dengan upah karyawan dapat memperbaiki hidupnya , demikian pula dengan keuntungan pemilik modal memperbaiki kondisi hidupnya . ini wajar dan normal . maka , mengejar keuntungan harus dianggap sebagai hal yang baik karena juga berkaitan dengan kewajiban si pemilik modal untuk memprtahankan , atau memperbaiki kondisi hidupnya , sebagai mana halnya semua orang lain punya kewajiban moral untuk mepertahankan dan meprbaiki kondisi hidupnya .
Dalam kaitan dengan ini tidak mengherankan bahwa Milton Friedmen mengatakan , omong kosong kalau bisnis tidak mencari keuntungan . ia melihat bahwa dalam kenyataan nya hanya keuntungan lah yang menjadi satu satunya motivasi dasar orang berbisnis . menurut friedmen , mencari keuntunga bukan hal yang jelek karena semua orang measuku bisnis sekaku punya satu motivasi dasar : mecari keuntungan. artinya , kalau semua masuk ke dunia bisnis dengan satu motivasi dasar untuk mencari keuntungan , maka sah dan etis kalau saya pun mencari keuntungan dalam berbisnis.
B . Pandangan ideal
Pandangan ini saya sebut pandangan bisnis , karena dalam kenyatannya masih merupakan suatu hal yang ideal mengenai dunia bisnis . harus diakui bahwa sebagai pandangan yang ideal pandangan ini baru di anut oleh segelintir orang , yang dipengaruhi oleh idealisme tertentu berdasarkan nilai tertentu yang dianut nya .
Menurut pandangan ini , bisnis tidak lain adalah suatu kegiatan diantara manusia yang menyangkut produksi , menjual dan membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat . pandangan ini tidak menolak bahwa keuntungan adalah tujuan bisnis . tanpa keunytungan bisnis tidak bisa bertahan . namun keuntungan hanya dilihat sebga konsekuensi logis dari kegiatan bisnis . yaitu , bahwa dengan memenuhi kebutuhan masyarat secara baik , keuntungan akan datang sendirinya . masyarakat akan terasa terikat membeli barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang memenuhi kebutuhan mereka dengan mutu dan harga yang baik itu .
Dasar pemikirannya adalah pertukaran timbal balik secara fair diantara pihak pihakn yang terlibat . maka , yang mau ditegakkan dalam bisnis yg menganut pandangan ini adalah keadilan komutatif , kususnya keadilan tukar atau pertukaran dagang yang fair .

Kesimpulan

Bisnis dapat termasuk profesi yang etis jika ditunjang oleh sistem ekonomi yang kondusif dan prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik. Dengan mengabdi kepada masyarakat serta bertanggung-jawab menuju bisnis sebagai profesi luhur dengan berbagai pandangan yang memacu kita untuk menjadi seseorang yang profesional dalam bekerja.

Daftar Pustaka

Keraf sonny , etika bisnis tuntutan dan relevansi , pustaka filsafat

Leave a comment